Cara Menghitung Harga Telur Semoga Untung

Bagian 1. Menghitung HPP secara cepat dan Tepat




Harga telur yang fluktuatif tidak seringkali tidak diikuti dengan harga pakan dan faktor lain menyerupai tenaga kerja, obat dll yang cenderung mengalami peningkatan. Pakan kurang lebih berkontribusi terhadap biaya operasional peternakan ayam petelur sebesar 70%. Oleh alasannya itu, efisiensi terhadap biaya pakan akan menciptakan harga pokok produksi (HPP) menjadi lebih kecil. HPP dipakai sebagai patokan untuk mementukan harga jual telur. Jika harga Telur sama dengan HPP artinya peternak impas (tidak untung atau juga tidak rugi). Jika harga Telur di jual di atas HPP maka laba peternak yakni pada selisih antara HPP dan Harga Telur Jual. Peternak akan rugi bila menjual telur di bawah harga HPP.

Kenaikan harga materi baku pakan dan bakar minyak tentu sangat besar lengan berkuasa terhadap kenaikan harga pakan ayam. Kenaikan harga pakan otomatis menimperbesar harga pokok produksi telur. Kenaikan harga materi baku bersahabat kaitannya dengan kenaikan materi bakar minyak dan kurs dolar terhadap rupiah.

Hal ini alasannya selama ini sebagian materi baku pakan masih tergantung dari materi baku pakan impor. Lebih-lebih dengan naiknya usul pasar internasional dan pemakaian sebagian materi baku pakan untuk memproduksi energi maka harganya pun menjadi semakin mahal. Pengaruh kenaikan harga materi bakar minyak terhadap biaya transport juga sangat terasa sekali. Selanjutnya, akan sangat besar lengan berkuasa terhadap harga pokok produksi telur.

Harga pokok produksi merupakan puncak dari banyak sekali variabel acara administrasi peternakan ayam petelur. Komponen-komponen pembentuk harga pokok produksi telur antara lain, 1) Penyusutan investasi sangkar dan infrastruktur; 2) Penyusutan pullet; 3) Biaya operasional; 4) Biaya pakan; 5) Biaya pemasaran; 6) Biaya penggunaan OVK (obat, vaksin, vitamin dan kimia); 7) biaya lain-lain.


1.    Biaya Penyusutan Investasi Kandang dan Infra Struktur

Penghitungan beban biaya penyusutan investasi sangkar dan infrastruktur penunjang tidak termasuk nilai lahan alasannya lahan nilainya tidak menyusut, malah akan naik terus dari waktu ke waktu.

Kandang dan infrastruktur penunjang yang sudah ada dikala ini, pada umumnya dibentuk dengan nilai dikala rata-rata Rp 50.000,-/ekor. Dengan perhitungan masa pakai sanggup 10 tahun (6 periode), maka nilai penyusutan investasi awal sama dengan Rp40.000 : 7 periode : 25 kg telur per periode, Rp 229,-/kg.

2.    Penyusutan Pullet

Pada perhitungan pullet di sini yakni ayam dara hingga dengan umur 153 hari (umur 22 minggu, hari ke-7), hingga berproduksi HD 60-80%, pada dikala itu layer sudah sanggup membiayai makanannya dari hasil produksi telurnya. Harga pullet umur 22 hari dihitung Rp74.800/ekor,- harga afkir Rp30.000/ekor bila mortalitas 5% maka harga ayam afkir per ekor menjadi Rp30.000 x 95% = Rp.28.500,-. Nilai penyusutan pullet yakni harga awal masa produksi dikurangi harga ayam afkir, dibagi pendapatan telur dalam 1 (satu) periode s/d umur 80 minggu, rata-rata 25 kg telur/ekor/periode = Rp 1.852,-/kg telur.
3.    Biaya Operasional

Biaya operasional yakni semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan peternakan ayam petelur untuk berproduksi, mencakup listrik, telepon, air, upah/gaji tenaga kerja, perawatan, material-material, sosial, kesehatan, pengamanan, sosial, materi bakar minyak dan lain-lain. Antara satu peternakan dengan peternakan yang lain tentu saja berbeda. Tergantung dari sistem sangkar yang digunakan, alat dan cara sumbangan pakan dan minum, apakah manual, semi-otomatis atau otomatis. Menurut pengalaman peternak di Jawa Barat, dengan cara sumbangan pakan dan minum secara manual, biaya operasionalnya lebih kurang Rp600,-/kg.

4.    Pakan

Jika memakai pakan pakan jadi/komplit buatan pabrik, harga pakan di Jawa Barat yang berlaku dikala ini, pada bulan Nopember 2014, rata-rata Rp4.800,-/kg. Ditambah biaya kirim ke sangkar dan upah menurunkan, lebih kurang Rp 100,-/kg. Jadi, harga pakan, hingga dimakan ayam, menjadi Rp4.900,-/kg. Dikalikan FCR (Feed Conversion Ratio) total populasi ayam petelur yang berproduksi, umur 20 s/d 80 minggu, atau hingga afkir rata-rata 2.25, maka biaya pakan Rp11.025,-/kg.

5. Biaya Penjualan

Setelah telur diproduksi, masih ada biaya yang harus dikeluarkan untuk menjualnya walaupun dijual di daerah (loco) di sangkar atau gudang telur. Biaya-biaya itu mencakup telepon, listrik, susut bobot, retak, pecah, upah tenaga kerja, kemasan (peti kayu, egg tray, tali, label dan lain-lain). Rata-rata biaya penjualan Rp100,-/kg.

6. Biaya Obat-Obatan, Vaksin Dan Kimia (O.V.K.)

Selama pemeliharaan ayam petelur, peternak memerlukan obat-obatan (anti biotika, anti cacing), vaksin (vaksin mati dan vaksin hidup) dan kimia (desinfektan, insektisida, vitamin) biar ayam tetap sehat dan berproduksi secara optimal. Vaksinasi terhadap beberapa penyakit harus diulang berkala, obat cacing perlu diulang berkala, pemberantasan hama lalat dan kutu, bio-sekuriti dan vitamin juga harus diberikan secara berkala. Total biaya OVK bila dirata-rata tidak kurang dari Rp300,-/kg.

7. Biaya Lain-Lain

Dalam perjalanan suatu perusahaan, tidak terlepas dari hal-hal yang terjadi di luar asumsi atau tak terduga. Biasanya menyangkut biaya sosial, kesehatan karyawan, keamanan, kecelakaan kemudian lintas dan kecelakaan kerja. Maka, perlu dicadangkan biaya tak terduga, diperkirakan rata-ratanya perlu anggaran sebesar Rp75,-/kg.

Rangkuman biaya-biaya :

1. Pakan ............................... Rp11.025,- (77,74%)
2. B.O ................................... Rp600,- (4,23%)
3. Pullet ................................ Rp1.852,- (13,06%)
4. Investasi ........................... Rp229,- (1,61%)
5. Penjualan.......................... Rp100,- ( 0,71%)
6. O.V.K ............................... Rp 300,- (2,12%)
7. Lain-lain ........................... Rp75,-  ( 0,53%)

Total .................................... Rp14.181,- (100.00%)

Supaya gampang dalam menghitung secara cepat, kita sederhanakan memakai rumus harga pokok produksi, yaitu HPP telur Rp 14.181 : harga pakan Rp 4.900,-/kg = 2,89.

Jadi Rumus HPP Telur = Harga Pakan x 2,89


Jika ada selisih hitungan secara akunting, kemungkinan tidak akan banyak, +/- Rp 400,-/kg. Artinya bila kita ingin menerima keuntungan, maka usahakan menjual telur di atas harga pokok produksi.

0 Response to "Cara Menghitung Harga Telur Semoga Untung"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel