Cara Menciptakan Pakan Ayam Petelur Sendiri (3)



Bagian 3. Bahan Penyusun Pakan Ayam Petelur (Sumber Protein)


BAHAN BAKU SUMBER PROTEIN

Pada bahasan yang lalu, cara menciptakan pakan ayam petelur sendiri kepingan 2 telah dijelaskan mengenai materi penyusun pakan sumber energi. Selain sumber energi, pakan juga harus mengandung sumber proten. Bahan baku sumber protein ialah materi pakan yang mengandung protein tinggi. Bahan tersebut sanggup berasal dari binatang (hewani) dan tumbuhan (nabati). Bahan pakan sumber protein tersebut misalkan bungkil kedelai (Soybean meal), corn gluten meal (CGM), tepung ikan, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah (peanut meal), tepung daging dan tulang (meat and bone meal, MBM)

Bungkil Kedelai

Bungkil kedelai merupakan materi pakan sumber protein yang sanggup dipakai dalam formulasi pakan. Bungkil kedelai mengandung protein tinggi dan kaya lisin, tetapi metioninnya rendah. Ketersediaan bungkil kedelai di Indonesia memang tidak mencukupi, sehingga ketersedianya masih mengandalkan impor dari negara lain seperti, Amerika, Brazil, Argentina dan India.

Kandungan nutrisi bungkil kedelai sangat bervariasi, tergantung jenis pengolahanya. Standar kualitas bungkil kedelai tercantum dalam SNI 01-4227-1996 yang terdiri atas dua mutu, yaitu mutu 1 yang proteinya lebih tinggi dari pada mutu 2. Kadar protein bungkil kedelai mutu 1 ialah minimum 46% sedangkan mutu 2 minimum 40%. Faktor pembatas yang harus diperhatikan ialah kadar aflatoksinya yang dihentikan lebih dari 50 ppb. Penggunaan dalam pakan ayam petelur maksimal 30%. Kelebihan bungkil kedelai sanggup mengakibatkan feses basah.

Corn Gluten Meal (CGM)

Corn Gluten Meal (CGM) merupakan materi pakan sumber protein yang diperoleh dari pengolahan jagung secara basah. Kandungan protein CGM sangat tinggi yaitu mencapai 60% dengan energi metabolisme 3.750 kkal/kg. CGM mempunyai kandungan lisin yang rendah sehingga penggunaanya dalam pakan sanggup disuplay dengan sumber lisin sintetis. CGM yang baik mempunyai kepadatan sebesar 578 kg/m3. CGM mempunyai pigmen xantofil yang lebih tinggi dibandingkan dengan jagung kuning. Pemakaian CGM dalam ransum lebih dari 10% sanggup meningkatkan warna kuning pada kuning telur. Penggunaan CGM maksimal 20% dalam pakan ayam petelur.

Tepung Ikan (Fish Meal)

Tepung ikan merupakan materi pakan hampir niscaya selalu dipakai dalam penyusunan ransum karena mempunyai kualitas protein dan sumber asam amino yang baik. Jenis tepung ikan ada yang berasal dari impor ataupun lokal.  Kualitas tepung ikan dikontrol berdasarkan SNI 01-2715-1996/Rev.92. Menurut SNI, tepung ikan yang dipakai dalam pakan ayam petelur harus bebas dari Salmonela. Kandungan protein tepung ikan berbeda tergantung mutunya. Menurut standar SNI, kadar protein tepung ikan mutu 1 ialah minimal 65%, mutu 2 sebesar 55%, dan mutu 3 sebesar 45%.

Tepung ikan yang diimpor dari Amerika mempunyai nama herring meal, white fish meal, dan menhaden meal yang dibedakan berdasarkan ikan yang dipakai dalam pembuatan tepung ikan. Kualitas tepung ikan impor diukur kepadatanya sebesar 674 kg/m3. Penggunaan tepung ikan dalam ransum > 2% mengakibatkan busuk bau pada telur dan daging.

Tepung ikan lokal mempunyai kandungan nutrien yang sangat bervariasi lantaran berasal dari jenis ikan yang tidak standar ataupun berasal dari limbah pengolahan ikan. Sebelum digunakan, sebaiknya tepung ikan dianalisis kandungan protein garang dan kalsiumnya. Tepung ikan yang berasal dari limbah pengolahan ikan (biasanya terdiri atas kepala dan tulang) biasanya mengandung kadar bubuk yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan utuh.

Bungkil Kelapa

Bungkil kelapa ialah hasil ikutan yang diperoleh dari ekstraksi daging buah kelapa segar atau kering dan sanggup dipakai sebagai sumber protein. Keterbatasan pemakaian bungkil kelapa dalam pakan  disebabkan oleh rendahnya kecernaan protein, ketidakseimbangan lisin dan metionin, serta gampang tengik kalau disimpan terlalu usang lantaran kandungan minyaknya tinggi. Berdasarkan SNI 01-2904-1992 protein minimum ialah 18% untuk mutu 1 dan 16% untuk mutu 2.




Bungkil Kacang Tanah (Paenut Meal)

Bungkil kacang tanah merupakan hasil ikutan penggilingan biji kacang tanah sesudah ekstraksi minyak secara mekanik (expeller) ataupun secara kimia (solvent). Bungkil kacang tanah merupakan materi pakan sumber protein pada ayam. Penggunaanya dalam pakan ayam petelur terbatas lantaran mengandung serat garang yang tinggi. Persyaratan mutu bungkil kacang tanah berdasarkan SNI antara lain ialah protein garang  minimum 46% untuk mutu 1 dan 40% untuk mutu 2. Sedangkan serat garang maksimum untuk mutu 1 dan 2 berturut-turut 12% dan 14%. Penggunaannya dalam ransum maksimal 10%.

Tepung Daging dan Tulang (Meat and Bone Meal, MBM)

Tepung daging dan tulang merupakan materi pakan sumber protein dari sumber hewani. Kualitasnya bervariasi tergantung dari jumlah tulang yang digunakan. Bila jumlah tulang yang dipakai untuk menciptakan MBM tinggi, maka terlihat dari kandungan bubuk atau mineral Ca dan P yang tinggi. MBM sebagai materi baku pakan sumber protein mempunyai kandungan protein 50% dengan energi metabolime sebesar 2.450-2.850 kkal/kg dan sanggup menyumbangkan Ca cukup tinggi di dalam pakan. Penggunaan dalam ransum dibatasi maximum 8%.


0 Response to "Cara Menciptakan Pakan Ayam Petelur Sendiri (3)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel