Penyakit Cacingan Pada Kucing

Penyakit Cacingan Pada Kucing



Bagi anda penggemar kucing, tentunya anda ingin kucing peliharaan anda sehat dan berbulu cantik. Namun, jikalau kucing-kucing anda kurus dan berbulu kusam maka tentunya kucing anda menjadi tidak lucu lagi. Lalu kira-kira apa yang terjadi pada kucing anda?? Mungkinkah kucing anda terkena penyakit cacingan? Untuk itu, anda perlu tahu lebih dalam mengenai penyakit cacingan itu?

Penyakit cacingan disebakan tentu saja oleh cacing. Cacing merupakan endoparasit (parasit yang hidup dalam tubuh) yang sering menyerang kucing. Sebagian besar kucing yang terinfeksi terkadang tidak menunjukkan tanda-tanda yang jelas. Untuk itu, baiknya anda selalu memperhatikan kondisi kucing anda setiap saat. 

Tanda umum kucing terkena penyakit cacingan antara lain:
1.   Kucing banyak makan tetapi tetap kurus atau perut buncit
2.   Kotoran berwarna putih. Kemungkinan adanya cacing berbentuk ibarat lidi atau pita tipis berwarna putih pada kotoran atau muntah kucing
3.   Selalu Haus. Jika kucing selalu haus dan banyak minum tapi tidak mau makan


Kotoran yang mengandung cacing

Apa Bahaya Kucing Cacingan?

Cacing sanggup menjadikan gangguan pencernaan, anemia, kekurangan gizi atau komplikasi lainnya. Anak kucing yang gres lahir sanggup tertular cacing dari induknya. Anak kucing yang terjangkit cacingan sanggup mengalami diare berkepanjangan, terhambat pertumbuhannya bahkan sanggup menjadikan kematia alasannya kehilangan cairan tubuh (kurang cairan) dan gizi.

Sebagian besar cacing menular melalui telur yang biasanya terdapat pada kotoran kucing. Beberapa jenis cacing sanggup menular melalui pinjal (kutu kucing) atau tikus.

Paling tidak ada 2 jenis cacing yang sering menyerang kucing, yaitu cacing gelang (gilig) dan cacing pita. Sesuai dengan namanya, cacing gelang berbentuk ibarat batang berwarna putih atau krem dengan ekor dan kepala meruncing. Panjang cacing bervariasi mulai dari beberapa milimeter sampai puluhan centimeter.

Cacing tersebut sangat merugikan kucing alasannya cacing selalu menghisap sari-sari makanan yang terdapat di usus, menggigit dinding usus dan menghisap darah yang terdapat di usus. Luka-luka jawaban gigitan cacing sanggup menjadikan bisul pada dinding usus. Beberapa jenis cacing hidup dan berkembang di pembuluh darah sehingga sanggup menyebar ke seluruh badan dan menjadikan gangguan pada jantung, otak, hati atau organ lain.

Bagaimana Cara Membasmi Cacing pada Kucing?


Agar sanggup membasmi cacing perlu terlebih dahulu memahami cara kerja obat cacing. Sebagian besar obat cacing hanya sanggup membasmi cacing dengan jalan merusak sistem syaraf cacing. Obat cacing tidak membasmi telur cacing. Oleh alasannya itu, sumbangan obat cacing perlu diulang dalam jangka waktu tertentu supaya cacing yang gres menetas dari telur sanggup segera dibasmi sebelum menjadi remaja dan menghasilkan telur cacing baru.





Jenis Obat Cacing Dan Targetnya

Obat cacing yang mengandung materi aktif pyrantel, febendazole, mebendazole dan febantel hanya sanggup merusak sistem syaraf cacing gelang. Obat-obat ini tidak besar lengan berkuasa terhadap cacing pita. Obat lain yang sering dipakai untuk membasmi kutu (pinjal) dan tungau (scabies, demodex, dll) ialah suntikan ivermectin. Obat ini sering salah kaprah disebut “suntik jamur". ivermectin juga sanggup dipakai untuk membasmi cacing gelang, tetapi tidak berpengaru terhadap cacing pita . Sedangkan cacing pita pada kucing hanya sanggup dibasmi dengan obat yang mengandung prazyquantel atau dichlorphen.

Obat Cacing Yang Terdapat Di Pasaran

·         Combantrin: mengandung materi pyrantel, hanya sanggup membasmi cacing gelang, sanggup dibeli di apotik
·         Vermox: mengandung materi mebendazole, hanya sanggup membasmi cacing gelang, sanggup dibeli di apotik.
·         Drontal Cat: mengandung materi pyrantel dan prazyquantel, Paling baik dipakai pada kucing, Dapat membasmi cacing pita dan cacing gelang, Bisa dibeli di petshop atau dokter hewan.
·         Drontal Plus: mengandung materi prazyquantel, pyrantel dan febantel. Biasa dipakai pada anjing, sanggup juga diberikan pada kucing (dosis disesuaikan). Perhatian!!! jangan diberikan pada kucing yang sedang bunting. Febantel sanggup menjadikan cacat pada janin kucing.

Secara umum, tidak dianjurkan menunjukkan obat cacing pada kucing yang sedang bunting. Berikan obat cacing sebelum bunting/kawin atau setelah melahirkan. Konsultasikan mengenai sumbangan obat cacing ini dengan dokter binatang langganan anda. Minimal baca hukum pakainya ibarat yang tertera dalam kemasan obat.

Hindari sebisa mungkin menunjukkan obat cacing pada kucing bunting ( hamil). Pemberian obat cacing sebaiknya dilakukan sebekum kucing kawin atau setelah melahirkan.

Pencegahan

1.   Berikan obat cacing antara 2-4 kali setahun, setiap sumbangan obat sebaiknya diulang dua ahad kemudian atau perhatikan hukum cara pake obat dikemasan.
2.   Frekuensi sumbangan tergantung kondisi kucing dan lingkungan. Kucing yang biasa bermain di kebun atau outdoor sebaiknya lebih sering diberi obat cacing.
3.   Selalu menjaga kebersihan litter (pasir kucing), ganti dengan yang bersih. Usahakan satu kucing satu kotak pasir.

Rekomendasi aktivitas membasmi cacing pita D. caninum 

Cacing pita D. caninum dapat menyebar melalui gigitan pinjal. Oleh alasannya itu, jikalau kucing nyata terinfeksi cacing ini aktivitas sumbangan obat cacing harus berjalan bersamaan dengan aktivitas pembasmian pinjal kucing. Obati semua kucing yang berada dalam satu ruangan (meskipun berbeda kandang), alasannya pinjal sanggup pindah ke kucing lain yang berbeda kandang.

Jika diperlukan, sumbangan obat cacing dilakukan bersamaan dengan obat anti kutu ibarat frontline cat spot on (obat tetes) atau suntikan ivermectin. Dilakukan 2-3 kali berturut-turut dengan selang waktu 3-4 minggu. Beri vitamin untuk meningkatkan nafsu makan.

0 Response to "Penyakit Cacingan Pada Kucing"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel