Wuku Wariagung, Warigadian - Batara Maharesi


Wuku Wariagung mengambil nama dari anak nomor enam Prabu Watugunung dan Dewi Sinta. Namun bila yang dihitung masa kandungan Dewi Sinta, Wariagung lahir dari masa kandungan yang ketiga, saudara kembarnya Raden Warigalit.

Penggambaran Wuku Wariagung, Warigadian berdasarkan keterangan gambar ialah sebagai berikut:
Wariagung (kiri) menghadap Batara Maharesi dengan menghadap rumah gedong dan membelakangi rumah gedong
Burung betet terbang di atas pohon cemara

Ciri-ciri, keberuntungannya, Perwatakan dan perilaku Wuku Wariagung, Warigadian berdasarkan primbon jawa ialah sesuai dengan penggambaran moral dari Batara Maharesi yaitu:
Dewa yang menaungi wuku Wariagung ialah Batara Maharesi
Kelebihannya: umumnya hemat, cendekia mencari nafkah.
Kekurangannya: sombong, bicaranya banyak dan besar.
Kayunya ialah pohon cemara, perwatakannya besar kepala dan banyak bicara Yang bernaung di wuku Wariagung ini pada masa hidupnya menerima beban yang berat.
Burungnya ialah burung Betet, rajin mencari rejeki.
Lambang wuku Wariagung ialah ketug lindu, artinya menjaga benar-benar akan sandang dan pangannya. Oleh alasannya kerja kerasnya, di hari bau tanah akan menuai kebahagiaan dalam arti luas, digambarkan dengan rumah gedong di depan dan belakang.
Datangnya ancaman ialah dicelakai atau difitnah oleh keluarganya sendiri.
Hari naas : Minggu Legi,
Hari baik : tidak jelas.

Untuk mencegah biar terhindar dari celaka perlu mengupayakan slametan. Caranya ialah menciptakan nasi wuduk (nasi gurih) dang-dangan lauknya angsa putih dimasak gurih, dan nasi kuluban (gudangan) lima macam sayurannya, beras sapitrah (3,5 kg) disertai doa keselamatan.

Selain itu, selama 7 hari yang bersangkutan dihentikan berpergian ke arah utara alasannya letak Kala berada di utara menghadap ke selatan.

0 Response to "Wuku Wariagung, Warigadian - Batara Maharesi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel