Cara Menangani Crd Komplek Di Peternakan Ayam (2)

Lanjutan...............

Mengurangi kadar amonia dalam kandang

Ternak Pertama - Amonia merupakan gas yang dihasilkan dari penguraian feses oleh basil ureolitik. Gas ini mempunyai kemampuan mengiritasi susukan pernapasan ayam. Kadar amonia di dalam sangkar sangat dipengaruhi oleh kondisi litter (lembab atau kering), kepadatan kandang, kualitas ransum yang diberikan (kadar protein garang dan garam), tata laksana penanganan litter, sistem ventilasi maupun tata laksana pinjaman air minum.

Tirai. Jangan terlalu rapat biar sirkulasi udara lancar

Keberadaan amonia di dalam sangkar dalam kadar yang tinggi sanggup merusak susukan pernapasan atas hingga penurunan produksi telur. Kerusakan susukan pernapasan atas berarti juga kerusakan sistem pertahanan pertama terhadap masuknya bibit penyakit. Oleh karenanya, kerusakan tersebut akan memicu serangan penyakit lainnya, menyerupai E. coli maupun korisa.

Langkah-langkah yang sanggup dilakukan untuk mencegah peningkatan kadar amonia, antara lain :
1.    Pemilihan materi litter yang berkualitas, yaitu bisa menyerap air dan tidak berdebu
2.    Hati-hati ketika penggantian air minum. Minimalkan air minum yang tumpah
3.    Periksa kondisi atap, jangan hingga ada kebocoran
4.    Lakukan pembalikan atau penambahan litter baru, bila dibutuhkan tambahkan bubuk maupun kapur
5.    Atur kepadatan sangkar alasannya bila terlalu padat litter menjadi lebih cepat menggumpal
6.    Berikan ransum dengan kandungan nutrisi yang sesuai. Perhatikan kadar protein garang dan garam. Kelebihan protein garang dalam ransum akan diekresikan bersama feses sehingga kadar asam urat di dalam feses meningkat. Akibatnya, asam urat tersebut akan diuraikan oleh basil ureolitik menjadi amonia. Begitu halnya dengan tingginya kadar garam yang akan memicu peningkatan konsumsi air minum sehingga feses menjadi encer. Feses yang encer akan mempercepat penguraian feses menjadi amonia
7.    Perhatikan sistem sirkulasi udara. Ventilasi udara yang baik sanggup membantu mempercepat pengeringan feses sehingga produksi amonia dari feses sanggup ditekan
8.    Jika mengunakan lantai non slat (tanpa panggung), tambahkan watu kapur atau arang pada tanah untuk mengembalikan daya serap air (feses menjadi lebih cepat kering)

Perketat pelaksanaan biosecurity

Bioscurity yaitu serangkaian mekanisme untuk menjauhkan, mencegah masuknya dan menyebarkanya biro dan kuman penyebab penyakit. Bioscurity mencakup isolasi, sanitasi dan disinveksi, dan pengendalian lalulintas keluar masuk kandang.

 Amonia merupakan gas yang dihasilkan dari penguraian feses oleh basil ureolitik CARA MENANGANI CRD KOMPLEK DI PETERNAKAN AYAM (2)Isolasi adalah  cara menjauhkan ayam dari kuman. Isolasi sanggup dilakukan dengan menciptakan pagar keliling sangkar biar hewan tidah gampang keluar masuk lokasi kandang. Isolasi juga sanggup dilakukan dengan memisahkan (mengkarantina) ayam yang sakit biar tidak menularkan penyakitnya pada ayam yang sehat.

Sanitasi dan desinfeksi yang dilakukan secara rutin akan mengurangi tantangan bibit penyakit yang berada di sekitar ayam. Namun, seringkali peternak belum begitu konsisten dalam melaksanakan sanitasi dan desinfeksi.

Contohnya yaitu kawasan minum berupa paralon yang dipakai untuk ayam petelur di sangkar baterai, menjadi sarana penularan penyakit yang sangat baik. Jika ada salah satu ayam yang terjangkit CRD, maka ketika minum eksudat dari hidung ayam tersebut akan mencemari air minum. Akibatnya ketika ayam melaksanakan acara minum, basil CRD bisa menginfeksi. Infeksi dan penularan E. coli juga bersumber dari air minum. Oleh alasannya itu, lakukan investigasi kualitas air secara rutin, terutama ketika pergantian musim. Selain itu, lakukan desinfesi air minum dengan menggunakan antiseptik.

Debu dan udara sangkar juga berperan dalam penularan bibit penyakit. Penyemprotan desinfektan pada sangkar dan lingkungannya minimal 1 ahad sekali akan menurunkan jumlah bibit penyakit yang terdapat di udara dan debu.

Pengendalian kemudian lintas sanggup dilakukan antara lain dengan mengatur jumlah personil dalam kandang. Setiap sangkar sebaiknya ditangani oleh 1 personal yang sama (tidak berganti-ganti). Hal tersebut juga selayaknya diterapkan pada pemakaian peralatan kandang. Arus distribusi barang maupun personal di dalam sangkar sebaiknya diperhatikan (dari umur muda ke umur tua) untuk meminimalkan penularan penyakit.

Merekayasa sangkar untuk antisipasi kondisi cuaca yang tidak nyaman

Kandang yang nyaman, yaitu mempunyai suhu 25-28oC dan kelembaban 60-70% akan mendukung produktivitas ayam. Namun kenyataannya, kondisi sangkar seringkali berfluktuasi, terlebih lagi ketika demam isu pancaroba (perubahan musim). Kondisi suhu dan kelembaban ketika perubahan demam isu tidak menentu. Sering ditemukan insiden ketika siang hari panas namun tiba-tiba hujan dan biasanya diikuti dengan tiupan angin yang kencang. Kondisi ini tentu saja akan menurunkan stamina badan ayam sehingga serangan penyakit relatif gampang terjadi, terlebih lagi CRD kompleks.

Penerapan sangkar closed house atau sangkar sistem tertutup tentu saja sanggup menangkal persoalan ini. Hanya saja, pengaplikasiannya dikalangan peternak masih terbentur banyak hal. Langkah antisipasi yang biasanya dilakukan antara lain dengan “rekayasa” sistem perkandangan menyerupai administrasi buka-tutup tirai yang baik, pinjaman kipas atau blower di dalam sangkar untuk mengurangi amoniak dan membantu menurunkan suhu sangkar yang terlalu panas, merancang sangkar dengan atap monitor dan mengatur jarak antar sangkar serta menentukan materi atap sangkar yang tepat.  

Rekayasa perkandangan tentunya tetap harus diikuti dengan memperbaiki administrasi pemeliharaan, terutama administrasi brooding maupun buka-tutup tirai. Selain itu, pinjaman multivitamin untuk meningkatkan stamina badan ayam juga menjadi pilihan solusi bagi peternak. Pemberian antibiotik berspektrum luas juga sanggup dilakukan untuk menurunkan tantangan bibit penyakit yang berada di dalam badan ayam.

Pengobatan CRD Kompleks

CRD kompleks termasuk dalam kelompok penyakit bakterial, sehingga penanganan ketika terjangkit sanggup dilakukan dengan pinjaman antibiotik. Antibiotik yang diberikan haruslah tepat, baik sempurna obatnya maupun sempurna teknik pemberiannya.
Mycoplasma tidak mempunyai dinding sel, oleh karenanya jenis antibiotik yang dipilih haruslah yang mempunyai cara kerja menghancurkan inti sel, membran sel dan menghambat pembentukan senyawa penting di dalam sel, menyerupai asam folat dan protein. Sedangkan E. coli merupakan basil Gram (-) yang sanggup dibasmi dengan menggunakan hampir semua golongan antibiotik kecuali golongan makrolida.

Oleh alasannya itu, dalam membasmi komplikasi kedua penyakit tersebut, yaitu CRD dan colibacillosis dibutuhkan antibiotik yang efektif untuk keduanya. Selain itu, alasannya lokasi serangan CRD kompleks terjadi secara sistemik (seluruh tubuh) dan lokal (saluran pencernaan) maka obat yang dipilih sebaiknya yang bisa bekerja secara sistemik maupun lokal. Contohnya yaitu produk yang sanggup dipakai untuk membasmi CRD kompleks antara lain mengandung antibiotik doksisiklin dan colistrin, entofloksasin, trimetoprim dan sulfadiazin, ciprofloksasin.

Pilih salah satu saja obat CRD kompleks tersebut dan berikan sesuai dengan takaran dan hukum pakai yang tertera pada etiket atau leaflet produk. Lakukan rolling atau penggantian obat atau antibiotik yang dipilih setiap 3-4 periode pinjaman untuk mencegah terjadinya resistensi obat.

Pengobatan terhadap CRD kompleks harus didukung dengan penerapan tata laksana pemeliharaan yang baik dan pengaplikasian acara biosecurity secara ketat. Perlu terbenam di dalam benak kita bersama, penyakit CRD kompleks merupakan penyakit kesalahan administrasi (tata laksana pemeliharaan).

Artikel Sebelumnya :

0 Response to "Cara Menangani Crd Komplek Di Peternakan Ayam (2)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel