Wuku Wukir, Ukir - Batara Mahayakti
Wuku Wukir mengambil nama dari anak prabu Watugunung yang nomor satu.
Untuk mencegah biar terhindar dari penganiayaan, perlu mengupayakan slametan. Caranya ialah menciptakan tumpeng, dang-dangan beras atau meliwet/memasak beras dengan cara di-dang (dengan kukusan). Banyaknya beras yang di-dang ialah sapitrah atau 3,5 kg. Lauknya ialah daging ayam putih mulus dan sayuran lima macam.
Selain itu, selama 7 hari yang bersangkutan dihentikan pergi dari rumah ke arah tenggara, alasannya ialah kawasan sengkala (bahaya) terletak di tenggara menghadap Barat-laut.
Penggambaran Wuku Wukir, Ukir berdasarkan keterangan gambar ialah sebagai berikut:
- Wukir (kiri) menghadap Batara Mahayekti
- Bokor air dan rumah gedong di depan artinya bahagia pamer
- gambar umbul-umbul dibelakang artinya rejekinya melimpah di hari tua
- dan burung manyar terbang di atas pohon nagasari
Ciri-ciri, keberuntungannya, Perwatakan dan perilaku Wuku Wukir, Ukir berdasarkan primbon jawa ialah sesuai dengan penggambaran watak dari Batara Mahayakti yaitu:
- Dewa yang menaungi wuku Wukir ialah Batara Mahayekti
- Kelebihannya: pemurah dan memiliki sifat kepemimpinan.
- Kekurangannya: di mana pun inginnya perintah, tidak sanggup diajak setia
- Kayunya ialah kayu Nagasari, wataknya suka prihatin
- Burungnya ialah burung Manyar tidak bahagia diatasi atau di ungguli
- Lambang wuku Wukir ialah becik dari kejauhan tetapi jikalau didekati mengecoh
- Air di depan artinya pradah dan suka pamer menampakan kekayaannya
- Rejekinya tiba dihari tua.
- Datangnya ancaman : dianiaya
- Hari naas : tidak jelas
- Hari baik : RabuWage, dan Jumat Legi
0 Response to "Wuku Wukir, Ukir - Batara Mahayakti"
Posting Komentar