Wuku Maktal - Batara Sakri


Wuku Maktal mengambil nama anak Prabu Watugunung dan Dewi Sinta nomor sembilan belas. Raden Maktal ini memiliki saudara kembar berjulukan Raden Wuye.

Penggambaran Wuku Maktal berdasarkan keterangan gambar yaitu sebagai berikut:
Raden Maktal (kiri) menghadap Batara Sakri yang menjadi Dewa pengayomannya.
Dewa Sakri yaitu Dewa yang setya akan kesanggupannya. Kencang kehendaknya.
Pohonnya yaitu Pohon Nogosari, menggambarkan kebaikan rupa dan hatinya, harum suaranya dan yummy didengar, serta dihargai pengabdiannya.
Burungnya yaitu burung Ayam Alas, budinya cerdas dan tangkas, menjadi perhatian atasannya.
Ada gambar Gedhong yang berjajar dengan umbul-umbul, artinya keberhasilannya tiba bersama antara kedudukan dan harta bendanya.

Perwatakan dan perilaku Wuku Maktal berdasarkan primbon jawa yaitu sesuai dengan penggambaran adab dari Batara Sakri yaitu:
KelebihanWuku Maktal : sentausa budinya, setia pendiriannya.
Kelemahannya : gampang kecewa jikalau pekerjaannya dianggap kurang benar oleh orang-orang yang lebih tinggi derajatnya , sedikit sombong.
Bencananya : terlibat dalam perkelahian.
Hari naas : tidak jelas.
Hari baik : Rabu Kliwon

Untuk mencegah supaya terhindar dari tragedi perlu mengadakan slametan dengan menyediakan beras sepitrah (3,5 Kg). Beras tersebut dimasak dengan cara didang dengan perbandingan air agak banyak, supaya nasinya lembek. Kemudian diberi lauk ikan ayam dimasak lembaran dan pindang bebek, disertai doa keselamatan.

Selain itu, sesudah slametan, selama 7 hari yang bersangkutan dihentikan pergi ke arah Tenggara, alasannya yaitu kawasan bersemayam tragedi yang digambarkan sebagai Batara Kala ada di Tenggara.

0 Response to "Wuku Maktal - Batara Sakri"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel