Wuku Medangkungan - Batara Basuki


Wuku Medhangkungan mengambil nama anak Prabu Watugunung dan Dewi Sinta nomor delapan belas. Raden Medhangkungan ini ialah saudara kembar Raden Tambir. Dewa yang menaungi wuku Medhangkungan ialah Batara Basuki.

Penggambaran Wuku Medangkungan berdasarkan keterangan gambar ialah sebagai berikut:
Raden Medhangkungan (kiri) menghadap Batara Basuki, yang kuasa yang hatinya setia dalam mendapatkan takdir.
Pohonnya ialah pohon Plasa, yang hanya digunakan di desa dan pegunungan.
Burungnya ialah burung Pelung, yang bahagia bermain di air.
Gedhongnya ada di atas, selalu memikirkan harta-bendanya.

Perwatakan dan perilaku Wuku Medangkungan berdasarkan primbon jawa ialah sesuai dengan penggambaran watak dari Batara Basuki yaitu:
Kelebihannya : cerdik bicara, senantiasa bersyukur atas anugerah yang diterima, mantap dalam pendirian, tidak gampang goyah, dan besar rasa kebersamaannya. Hemat dan cerdik mengatur ekonomi.
Kelemahannya : juweh atau suka mengomentari orang lain.
Kesenangannya menyepi.
Bencananya : sebab dicelakai di waktu malam.
Hari naas : tidak jelas.
Hari baik : tidak menentu.

Untuk mencegah biar terhindar dari peristiwa perlu mengadakan slametan pada hari dan pasaran kelahirannya dengan menciptakan nasi kuning, lauknya daging ayam kuning, dan bubur merah disertai doa keselamatan.

Selain itu, sesudah slametan, selama 7 hari yang bersangkutan dilarang pergi ke Timur, daerah bersemayamnya Batara Kala.

0 Response to "Wuku Medangkungan - Batara Basuki"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel