Cara Mengatasi Amonia Di Peternakan Ayam

Ternak Pertama. Mengatasi Amonia Di Peternakan - Seperti telah dijelaskan pada artikel sebelumnya Dengan mengetahui duduk kasus besar yang sanggup ditimbulkan dari kondisi amonia di atas, peternak harus bisa mengendalikan kadar amonia di sangkar melalui banyak sekali tindakan antara lain:

1)    Cegah bencana wet dropping (kotoran basah) atau diare.

Amonia akan cepat terbentuk bila kondisi kotoran berair dan lembab. Cara pencegahannya yaitu dengan a) Mengatasi kasus bisul pencernaan (penyakit necrotic entritis, koksidiosis, colibacillosis, dll) yang menyerang ayam dengan segera b) Menyesuaikan asupan protein dan garam dalam ransum dengan kebutuhan ayam. Kadar garam yang terlalu tinggi di dalam ransum akan mengganggu keseimbangan elektrolit dalam badan sehingga kotoran ayam menjadi basah. Kadar garam yang tinggi juga akan memicu ayam mengkonsumsi air lebih banyak sehingga menimbulkan ayam mengalami diare. Demikian halnya dengan kadar protein yang terlalu tinggi. Hal ini terjadi sebab sisa protein yang tidak tercerna akan diubah menjadi asam urat yang akan tinggi konsentrasinya di dalam ginjal sehingga akan memicu ayam minum lebih banyak. Akibatnya kotoran ayam pun menjadi berair dan encer.

 Seperti telah dijelaskan pada artikel sebelumnya Dengan mengetahui duduk kasus besar yang dap CARA MENGATASI AMONIA DI PETERNAKAN AYAM
Kadar garam tinggi dalam pakan bisa menjadikan kotoran basah

2)    Perbaiki administrasi pemeliharaan

Pilih materi litter yang berkualitas (kering, tidak berdebu, bisa menyerap air secara optimal) serta memasangnya dalam jumlah cukup (tidak terlalu tipis).
Gunakan litter dengan ketebalan optimal, yaitu 8-12 cm untuk sangkar postal dan 5-8 cm untuk sangkar panggung. Hal ini bertujuan semoga litter menjadi lebih kering dan bisa menjaga suhu hangat ketika masa brooding.

Untuk sistem pemeliharaan di sangkar postal, pada litter bisa ditambahkan kapur. Penambahan kapur ini berfungsi membantu perembesan air dan kelembaban udara. Penambahan kapur juga bermanfaat mencegah terjadinya koksidiosis sebab koksidia (penyebab koksidiosis, red) tidak tahan terhadap panas dari kapur.

Pada masa brooding, lakukan pembolak-balikan litter secara teratur setiap 3-4 hari sekali, mulai umur 4 hari hingga umur 17 hari. Hal ini untuk menghindari litter menggumpal semenjak awal. Namun bila litter sudah terlanjur ada yang menggumpal dan jumlahnya sedikit, maka litter bisa dipilah dan dikeluarkan dari kandang. Namun bila jumlah litter yang menggumpal atau berair sudah banyak, lebih baik tambah litter gres hingga yang menggumpal tidak nampak.

Jika litter sudah sangat lembab, ketika hendak ditambah litter gres sebaiknya ditaburi kapur terlebih dahulu semoga cepat kering, sesudah itu gres ditumpuk dengan litter yang baru.

Perbaiki atap sangkar yang bocor secepatnya dan hindari pekerjaan yang tergesa-gesa, terutama dalam mengganti air minum. Jangan hingga air tumpah ke litter. Pasang instalasi kawasan minum dengan benar semoga tidak terjadi kebocoran air.

Atur kepadatan kandang, dimana kepadatan ayam yang ideal yaitu 15 kg/m2 atau setara dengan 6-8 ekor ayam pedaging dan 12-14 ekor ayam petelur grower (pullet) per m2-nya. Saat awal (masa brooding) lakukan pelebaran sekat sangkar secara teratur sesuai pertumbuhan ayam hingga seluruh sangkar ditempati.

Perhatikan sirkulasi udara dengan memperhatikan administrasi buka tutup tirai, mengatur jarak antar kandang, serta menambah penggunaan blower atau fan (kipas).

Kipas. Dapat membantu membuang amonia di dalam kandang

Lakukan administrasi penanganan kotoran di kolong sangkar dengan sempurna semoga kotoran ayam tidak lembab dan pembentukan amonia terhambat. Pada dasarnya konsep penanganan kotoran di kolong sangkar (pada sangkar panggung dan sangkar baterai, red) ada dua macam. Pertama, kotoran diambil secara periodik. Kedua, kotoran ayam dibiarkan menumpuk di kolong sangkar hingga final periode pemeliharaan (satu siklus). Semuanya tergantung jenis ayam yang dipelihara (pedaging atau petelur), tinggi rendahnya kolong kandang, kondisi kotoran, dsb.

Untuk pemeliharaan ayam pedaging di sangkar panggung, sebagian peternak menentukan membiarkan kotoran menumpuk hingga satu siklus. Hal itu boleh-boleh saja dilakukan asalkan konstruksi kolong sangkar dibentuk tinggi. Kolong sangkar yang tinggi akan menghasilkan kotoran yang lebih cepat kering dibandingkan kolong sangkar yang konstruksinya pendek. Hal ini sebab sirkulasi udaranya niscaya lebih baik dan jangkauan sinar matahari ke kolong sangkar juga bagus.

Sedangkan untuk pemeliharaan ayam petelur di sangkar baterai atau panggung, sebaiknya peternak membersihkan kotoran secara periodik. Selain itu, bila sangkar baterai dibentuk lebar dengan lebih dari satu jalur (seperti sangkar baterai yang disusun model “W” bukan “V”), maka kolong sangkar baterai sebaiknya dibentuk tinggi. Standarnya di atas 1,5 m.

Peternak ayam petelur juga bisa memasang amben (para-para) untuk membantu pengeringan kotoran ayam yang jatuh ke kolong kandang. Amben yaitu kawasan penampungan sementara kotoran ayam sebelum jatuh ke tanah dasar kolong. Amben dibentuk dari bilah bambu, dipasang 90-100 cm di atas dasar kolong. Mekanismenya, kotoran dibiarkan berada di amben selama seminggu. Setelah itu amben dibalik sehingga kotoran yang hampir kering jatuh ke dasar kolong. Kotoran ayam dari amben tidak otomatis jatuh ketika dibalik. Perlu digaruk dengan sekop semoga amben higienis kembali. Meski amben tidak 100% menghilangkan keberadaan larva dari kotoran ayam, tetapi amben sangat membantu mengeringkan kotoran ayam.

Cara lain semoga kotoran ayam di kolong cepat kering, peternak bisa menambahkan kapur halus sebelum dikeruk. Hindari menyimpan berkarung-karung kotoran di bersahabat sangkar sebab lama-kelamaan larva lalat akan berkembang di dalamnya sehingga suatu ketika peternak harus mengeluarkan feses karungan tadi untuk dijemur ulang kembali. Selain itu, kotoran yang ditumpuk di bawah/samping sangkar bisa menjadi sumber penularan penyakit. Secara umum, kotoran kering lebih menguntungkan bagi peternak ketimbang kotoran basah. Kotoran kering mudah/ringan ketika dikeruk/dibersihkan. Hal ini tentu akan meringankan pekerjaan pegawai kandang.

Perbaiki jalan masuk drainase sangkar sehingga air hujan tidak mengalir masuk ke dalam kandang/kolongkandang yang sanggup menimbulkan kotoran menjadi becek dan berbau menyengat.

Menurunkan Kadar Amonia

Selain melaksanakan pencegahan tingginya amoniak, dibutuhkan juga langkah-langkah yang harus diambil apabila amonia sudah tercium menyengat di dalam kandang. Caranya yaitu dengan pelaksanaan administrasi pemeliharaan secara terpadu antara lain dengan mengatur sirkulasi udara (membuka tirai kandang), menambah sekam gres (untuk sangkar postal), memberi kapur kemudian mengeruk kotoran ayam (untuk sangkar panggung), dan memakai materi tertentu yang bisa bekerja mengikat amonia. Salah satu produk yang mengandung materi pengikat amonia yaitu Ammotrol (merk Medion). Peternak juga bisa memakai probiotik. Probiotik bekerja mengurai kotoran ayam sehingga bisa mengurangi bacin serta mempercepat proses pengomposan. Merk probiotik banyak tersedia dilapangan menyerupai EM4, M-Bio, Produk NASA, dll.

Kualitas udara sangat mempengaruhi kondisi lingkungan dunia secara luas serta mengganggu kenyamanan hidup ayam di dalam kandang. Jika kualitas udara baik, maka ayam pun bisa tumbuh dan berproduksi dengan baik. Demikian pula sebaliknya. Oleh sebab itu, peternak wajib mengurangi konsentrasi gas amonia yang bisa menurunkan kualitas tersebut.

Literatur:
-       Info.medion.co.id
-       Panduan Lengkap Ayam Broiler
-       Bisnis Pembesaran Pullet 

Baca Juga :
TUNTAS MEMBASMI PEYAKIT KORISA
BAHAYA AMONIA TERHADAP AYAM PETELUR DAN BROILER 

0 Response to "Cara Mengatasi Amonia Di Peternakan Ayam"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel