Mengatasi Problem Pada Bibit Ayam Petelur Dan Pedaging

MENGATASI MASALAH PADA BIBIT AYAM PETELUR DAN PEDAGING MENGATASI MASALAH PADA BIBIT AYAM PETELUR DAN PEDAGING
MENGATASI MASALAH PADA BIBIT AYAM PETELUR DAN PEDAGING

MENGATASI MASALAH PADA BIBIT AYAM PETELUR DAN PEDAGING - Bibit dalam budidaya ayam petelur dan broiler biasanya diasumsikan dengan day old chick (DOC) atau ayam umur sehari. DOC turut mementukan performa ayam di kemudian hari. Kualitas DOC yang semenjak awal kondisinya kurang baik akan mengakibatkan tingginya biaya medikasi dan vaksinasi, inefisiensi pemakaian pakan, keterlambatan pertumbuhan dan besar lengan berkuasa pada performance ayam secara keseluruhan. DOC yang buruk sanggup berasal dari bibit muda, bibit terlalu bau tanah atau adanya kontaminasi atau kesalahan proses penetasan di hathcry bahkan ada beberapa penyakit yang kemungkinan diturunkan dari induk (walaupun sangat jarang terjadi).

MENGATASI MASALAH PADA BIBIT AYAM PETELUR DAN PEDAGING


Untuk mengetahui DOC yang kualitasnya kurang baik, kita harus paham dan mengerti dahulu bagaimana DOC ayam yang baik. Beberapa karakteristik yang sanggup dipakai untuk menilai kondisi anak ayam (DOC) yang dikatakan baik adalah:

1.    Nampak cerah dan lincah serta gampang berespon, kuat dan aktif untuk bergerak mencari makan dan minum
2.    Kaki berwarna kuning cerah dan nampak penuh dengan daging (tidak keriput)
3.    Tingkat keseragaman berat badannya tinggi baik dari dalam box maupun setelah di sangkar hingga umur 7 hari
4.    Pusar menutup rapat dan kering
5.    Paruh dalam kondisi baik dan tidak mengalami perlukaan pada jaringan lunak dari paruh
6.    Tidak ada paruh yang asimetris dan DOC yang buta
7.    Menunjukan kondisi yang normal saja dari perlakuan vaksin primer(tidak stres yang berlebihan dan bersin-bersin)
8.    Tidak terjadi red hock
9.    Kematian pada ahad pertama tidak lebih dari 1%
10. Kematian pada ahad kedua tidak lebih dari 1,5%

Sebagai seorang peternak tentunya akan lebih menentukan memakai bibit (DOC) yang baik, namun terkadang kondisi di lapangan tidak memungkinkan, terutama disaat DOC langka di pasaran. Nanum, adakalanya bagi peternak yang sudah baik manajemennya, sengaja menentukan DOC kualitas II atau biasa disebut DOC BM yaitu DOC yang berasal dari bibit muda sebab pertimbangan harga DOC yang lebih murah. Bagi yang sudah terbiasa, DOC BM juga sanggup menghasilkan performa produksi yang tidak kalah dengan DOC kualitas I (platinum).

Masalah yang dihadapi pada DOC BM antara lain ibarat bobot awal kecil (kurang dari 36 gram) dan ukuran yang kurang seragam (keseragaman jelek). Sedangkan DOC yang berasal dari bibit bau tanah umumnya bobot awal besar diatas 40 gram dan sering terjadi ompalitis atau abses tali pusar.

Tentunya dalam pemeliharaan bibit (DOC) yang kurang baik kualitasnya didak sanggup disamakan dengan memelihara ayam dengan kualitas baik atau standar. Beberapa perlakukan dan solusi yang sanggup dilakukan ketika mendapatkan/memelihara DOC yang kurang baik kualitasnya yakni sebagai berikut:


DOC yang Berasal dari Bibit Muda (BM)

Seperti telah dijelaskan di atas umumnya DOC BM mempunyai ciri bobot awal kecil (kurang dari 36 gram) dan ukuran yang kurang seragam (keseragaman jelek). 

Perlakuan yang disarankan:
F Berikan suhu yang yang ideal (32-350C) pada 7 hari pertama. Lakukan kontrol suhu secara terencana 2- 4 jam sekali biar suhu brooding selalu stabil ditandai ayam aktif mencari makan dan minum serta menyebar diseluruh ruangan brooding.
F Hindari suhu berlebihan ditandai ayam panting (megap-megap) dan sayapnya nampak menggantung.
F Bantu DOC yang lemah untuk minum, perbanyak kawasan pakan dan minum serta sering bangunkan ayam yang malas makan.
F Lakukan grading (pemisahan DOC menurut ukurannya). Bagi DOC yang bobotnya tertinggal dipisahkan tersendiri dan diberi perlakuan dan perhatian lebih ekstra
F Berikan pakan dengan kuantitas dan kualitas yang memadai
F Beri antibiotik broad spectrum secara bijaksana.

Indikator keberhasilan:
F Pencapaian feed intake paling minimal 160 gram dengan berat tubuh rata minimal 170 gram pada ahad pertama (DOC normal feed intake minimal 180 dengan bobot minimal 190 gram)

Kunci Keberhasilan:
F Manajemen brooding yang baik yang didukung dengan pakan yang berkualitas sanggup menghasilkan ayam dengan performa optimal


DOC Omphalitis atau Infeksi Yolk Sac

Ompalitis

Omphalitis merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan DOC yang kondisinya lemah. Kondisi ini dihasilkan oleh adanya abses bakterial pada kuning telur (yolk sac). Banyak terjadi pada DOC yang berasal dari bibit yang sudah tua.

Gejala klinis:
F Pada janjkematian yang bersifat akut, tingkat janjkematian cenderung selalu tinggi pada hari ke 3-4
F Bau yang tidak sedap dan warna yolk sac kening kecoklatan kadang kuning kehijauan
F Yolk sac kadang juga nampak mengeras ibarat keju atau sebagian nampak mengeras.
F Peritonitis dan airsacculitis

Penyebab:
F Sanitasi yang kurang baik dari telur tetas di hatchery
F Kontaminasi basil pada hatchery
F Kondisi pusar yang kurang baik. Adanya keropeng berair yang melekat pada pusar mengakibatkan basil gampang menginfeksi ke dalam yolk sac.

Perlakuan yang disarankan:
F Berikan suhu yang yang ideal (32-350C) pada 7 hari pertama. Lakukan kontrol suhu secara terencana 2- 4 jam sekali biar suhu brooding selalu stabil ditandai ayam aktif mencari makan dan minum serta menyebar diseluruh ruangan brooding. Pastikan ayam segera makan biar kuning telurnya cepat terserap.
F Hindari suhu berlebihan ditandai ayam panting (megap-megap) dan sayapnya nampak menggantung.
F DOC yang tali pusarnya pasah segera dipisahkan dan dioles dengan iodin pada belahan pusarnya untuk mencegah infeksi
F Lakukan grading (pemisahan DOC menurut ukurannya). Bagi DOC yang bobotnya tertinggal dipisahkan tersendiri dan diberi perlakuan dan perhatian lebih ekstra. Sedangkan yang amis tali pusarnya di culling (dimusnahkan).
F Berikan pakan dengan kuantitas dan kualitas yang memadai.
F Beri antibiotik broad spectrum selama 4 hari pertama dan 3 hari sebelum dan setelah vaksinasi.

Indikator keberhasilan:
F Pencapaian feed intake minimal 160 gram dengan berat tubuh rata minimal 170 gram pada ahad pertama
F Mortalitas ahad pertama kurang dari 1,25% dan menurun di ahad kedua.

Kunci Keberhasilan:
F Manajemen brooding yang baik yang didukung dengan pakan yang berkualitas
F Pemilihan dan dukungan antibiotika yang sempurna untuk mencegah abses penyakit lebih lanjut serta menghindari resistensi obat


Dehidrasi

Dehidrasi yakni kondisi dimana DOC nampak lesu sebab kehilangan cairan yang cukup banyak. Dapat dilihat pada mengkerutnya kulit dan warna pucat pada kaki.

Gejala klinis:
F Biasanya dari ayam yang ukurannya kecil dengan sayap nampak menggantung
F Otot nampak hitam. Kulit kaki nampak mengkerut dan kering bersisik
F Ada timbunan asam urat di ginjal dan ureter dan sekitar jantung
F “Starve-out” (mati sebab kelaparan) atau tanpa pakan dalam intestinalnya

Penyebab:
F Tidak tersedia air dalam jumlah yang cukup sebab ayam tidak sanggup berdirimencari makan dan minum
F Kedinginan atau sangat kepanasan selama transportasi
F Masalah “air flow” pada incubator hatchery
F DOC yang awal menetas biasanya mempunyai kecenderungan gampang kehilangan cairan tubuh sebab menunggu jadwal full chick dan selama transportasi

Penanganan:
F Berikan suhu yang yang ideal (32-330C) pada 7 hari pertama. Lakukan kontrol suhu secara terencana 2- 4 jam sekali biar suhu brooding selalu stabil ditandai ayam aktif mencari makan dan minum serta menyebar diseluruh ruangan brooding. Pastikan ayam segera makan biar kuning telurnya cepat terserap.
F Hindari suhu berlebihan ditandai ayam panting (megap-megap) dan sayapnya nampak menggantung.
F DOC yang lemah harus dibantu untuk segera minum. Untuk membantu ayam gampang mencari makan segera setelah ditebar, taburkan sedikit pakan pada koran secara merata.
F Beri minum yang mengandung gula ATP untuk membantu mempercepat pemulihan kondisi dan kemudian dilanjutkan dengan dukungan vitamin elektrolit.
F Lakukan grading (pemisahan DOC menurut ukurannya). Bagi DOC yang bobotnya tertinggal dipisahkan tersendiri dan diberi perlakuan dan perhatian lebih ekstra. Sedangkan yang ekstrim berat badannya (diperkirakan tidak sanggup normal) segera diculling.
F Berikan pakan dengan kuantitas dan kualitas yang memadai.
F Beri antibiotik broad spectrum secara bijaksana.

Indikator keberhasilan:
F Pencapaian feed intake minimal 160 gram dengan berat tubuh rata minimal 170 gram pada ahad pertama
F Mortalitas ahad pertama kurang dari 1,25% dan menurun di ahad kedua.

Kunci Keberhasilan:
F Manajemen brooding yang baik yang didukung dengan pakan yang berkualitas
F Pemberian gula ATP untuk mempercepat pemulian kondisi
F Seleksi (grading dan culling) secara sempurna dan cepat.

Lebih lengkapnya mengenai problem dan solusi pemeliharaan ayam broiler sanggup dibaca di buku Panduan Lengkap Ayam Broiler

0 Response to "Mengatasi Problem Pada Bibit Ayam Petelur Dan Pedaging"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel